Skip to main content

Hidup Bahagia ala Stoic



Orang-orang Stoic percaya bahwa emosi negatif yang menghancurkan manusia umumnya berasal dari pilihan yang keliru. Pilihan-piihan tersebut kemudian menimbulkan dampak buruk yang akhirnya merusak dan merampas kebahagiaan. Sejumlah tanda yang nyata kelihatan adalah orang cenderung gampang untuk marah secara berlebihan, panik secara berlebihan, sedih secara berlebihan, dan sebagainya.

Filosofi yang berkembang di abad 3 SM sampai 3M ini mengajarkan hal yang sederhana, yaitu bagaimana caranya sehingga kita bisa tahan banting menghadapi segala bentuk gempuran permasalahan hidup. Sejumlah tokoh yang menghidupi Stoic seperti Seneca, Epictetus dan Marcus Aurelius menyakini Stoic mampu memberikan semangat dan keteguhan mental, terutama saat keadaan dan situasi tidak baik.

Secara umum, ada 3 ajaran inti dari Stoic:
1. Tidak ada kejadian yang baik atau buruk, yang memberikan makna adalah persepsi kita terhadap hal tersebut.
Tidak percaya? Bayangkan, kita dipecat dari pekerjaan. Sedih? Iya, sudah pasti.

Coba bayangkan kejadian yang sama, namun setelah kita dipecat, kita baru tahu bahwa kantor kita terlibat korupsi yang menyeret hampir semua staf di sana. Sedih? Tentu saja tidak, justru merasa lega.

Dari contoh di atas, sudah jelas bahwa "dipecat" tidak membuat kita sedih, yang membuat kita sedih adalah apa yang kita pikirkan dari kejadian tersebut. Pikiran kita memberikan makna setiap kejadian yang ada dalam hidupmu. Orang Stoic berkata, "Tidak ada kejadian baik atau buruk, yang ada hanyalah persepsi."


2. Kontrol apa yang kita bisa, lepaskan apa yang tidak bisa.
Kita terbiasa menghabiskan waktu untuk mengeluh pada hal-hal yang sebenarnya berada di luar kendali kita. Akibatnya adalah kita gampang menjadi cemas dan kuatir untuk hal-hal yang sebenarnya di luar kendali kita dan belum terjadi.

Kecemasan tidak akan membawa hal baik dalam hidup kita. Orang Stoic menekankan pentingnya untuk membedakan apa yang bisa dan tidak bisa kita ubah. Hal ini baik, bukan hanya membuat diri kita lebih bahagia, tetapi juga membuat kita lebih fokus dalam mengerahkan semua energi kita untuk hal-hal yang lebih produktif.

Orang Stoic berkata, "Jangan menghabiskan energi kita pada hal-hal yang berada di luar kendali kita, mari menerima kenyataan, bergerak maju, dan lakukan apa yang kita bisa."



3. Lakukan ritual berupa doa pagi dan doa malam.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa doa dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang. Jadi, apa yang orang Stoic sarankan? Doa pagi dan malam hari. Doa pagi untuk mempersiapkan dirimu menjalani hari, sedangkan doa malam untuk merefleksikan harimu dan mencari tahu apa yang bisa ditingkatkan.


* * *


Belakangan, sejumlah orang mulai menghidupkan lagi filosofi ini. Salah satu yang terkenal adalah memaknai Stoic dengan "negative visualitation".

Tidak bisa kita pungkiri selama ini kita selalu diajarkan untuk positive thinking. Tetapi sadarkah kita bahwa positive thinking yang berlebihan justru berbahaya? Salah satunya adalah kita tidak siap kalau sewaktu-waktu kita tidak mencapai kondisi yang positif.

Untuk itu, Stoic mengajarkan kita untuk melihat sesuatu dari sisi negatif. Tujuannya bukan untuk melemahkan kita, tetapi untuk mempersiapkan kita kalau memang suatu saat 'the worst' terjadi dalam hidup kita.

Salah satu contoh negative visualitation adalah membayangkan suatu pagi kita terbangun dengan tangan kanan kita tidak berfungsi. Kemudian kita menghidupi kondisi tersebut dengan melakukan aktivitas sepanjang pagi tanpa menggunakan tangan kanan seolah itu tidak berfungsi. Dari bangun-ke kamar mandi-sikat gigi-mandi-berpakaian-dstnya.

Selain membayangkan hal-hal fisik, kita juga bisa membayangkan suatu hari kita akan pensiun, akan kehilangan pekerjaan, akan kehilangan kekuatan, termasuk juga kehilangan orang-orang sekitar kita.


Apa efek yang didapatkan dari negative visualitation ini:
1. Kita menjadi lebih bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini.
2. Kita siap kalau suatu saat kondisi terburuk itu terjadi
3. Kita jadi kuat dalam menghadapi hidup beserta segala problemanya
4. Kita seperti divaksin sehingga timbul amunisi untuk kuat menghadapi kesulitan hidup



* * *



Orang Stoic tidak percaya dengan kesempurnaan. Bagi mereka, hidup adalah proses dan kita selalu bisa untuk menjadi lebih baik.


As long as you live, keep learning how to live. - Seneca, Stoic Philosopher.

#TraningSDM
#PeopleDevelopment
#Stoicism
#TrainingKomunikasi
#PerbedaanAdalahKekuatan

Comments

Popular posts from this blog

Pelatihan Leadership Forum Generasi Baru Bank Indonesia (GENBI) Se-Jawa Barat - Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat

Senang bisa menjadi bagian dari Forum Leadership Generasi Baru Indonesia Se-Jawa Barat. Satu pesan yang saya titipkan ke peserta adalah 'secerdas dan sepintar apapun Anda, kalau tidak mampu mengkristalkan ide dan pikiran terbaik Anda dalam bentuk lisan (presentasi) atau tulisan (menulis), maka Anda akan dianggap tidak ada'. Sepakat? Yaksip! ... ... Repost @bank_indonesia_jabar Hi... SobatJabar! Telah berlangsung Leadership Forum Generasi Baru Indonesia se-Jawa Barat, pada 17-18 November 2022 yang bertempat di Hilton Bandung. Bersinergi dengan BI Cirebon dan BI Tasikmalaya, Leadership Forum dihadiri oleh sekitar 400 mahasiswa penerima beasiswa Bank Indonesia se-Jawa Barat baik secara daring maupun luring. Seluruh peserta secara aktif mengikuti workshop writing skills dan social media content planning oleh fasilitator yang edukatif dan informatif. Leadership Forum yang diadakan oleh Bank Indonesia untuk Generasi Baru Indonesia ini tidak lain adalah untuk membentuk ...

Radio Talk: Logoterapi

Ketika seseorang menemukan makna hidupnya, maka orang tersebut akan tangguh ketika dihadang sumber stressor. Bukan sekedar bertahan, tetapi bangkit dan mantul. Itulah RESILIENT. Everything can be taken from a man but one thing: the last of human freedoms - to choose one's attitude in any given set of circumstances, to choose one's own way (Viktor E. Frankl)   Thanks Heartline Network untuk kesempatan berbagi. Ganbatte!!! ... #ResilientGeneration #MitraPembelajar #RadioTalk #Resilient #BeResilient #SelfReminder

Radio Talk "Ubah Amarahmu Menjadi Tawa"

https://www.youtube.com/watch?v=KLl9pR3vQEc&t=416s Filsuf Aristoteles pernah berkata bahwa marah itu gampang, tapi marah kepada siapa, dengan kadar kemarahan yang pas, pada saat dan tujuan yang tepat, serta dengan cara yang benar itu yang sulit.   Apabila marah kita tidak terkendalikan hingga menjadi amarah, kerusakan-kerusakan dalam banyak baik pada diri sendiri maupun orang lain akan terjadi. Yuk... Ubah amarahmu menjadi tawa untuk resiliensi yang tinggi.  .... #RadioTalk #SketsaKeluargaIndonesia #HeartlineNetwork #ResilientGeneration #MitraPembelajar #SharingIsGrowing