Baru saya saya daratkan pantat saya di kursi kerja yang empuk. Sambil menyalakan laptop kerja, saya lirik kalender meja dengan pemandangan situs-situs wisata yang indah dan menggoda saya untuk mengunjunginya. Mata saya tertuju pada angka-angka yang ada di kalender itu, dan ...
MARET!
Sebuah kata yang membuat saya tertegun sesaat dan merenung. Hari ini sudah masuk Maret, berarti saya sudah melewatkan waktu selama 2 bulan di tahun 2018 ini. Wow… cepat sekali waktu berlalu. Masih terekam dengan baik di memori saat saya dan keluarga melewati malam old and new bersama teman-teman gereja. Dengan penuh kegembiraan kami sharing kebaikan Tuhan selama tahun 2017, membuat resolusi 2018, dan diakhiri dengan menikmati indahnya pesta kembang api sebagai tanda suka cita menyambut datangnya 2018. Dan tidak terasa sudah lewat 2 bulan. Apakah teman juga merasakan hal yang sama?
Menilik akar kata dari waktu, ada 2 istilah yang sering dipakai, yaitu Kronos dan Kairos. Yang pertama, kronos, adalah waktu dalam pengertian membosankan, sedangkan yang kedua, kairos, adalah waktu sangat menggairahkan.
Melewatkan waktu secara kronos dapat dilakukan demikian. Coba pelototi jam tangan, kemudian ikutilah jarum ketiga yang dengan setia bergerak mengelilingi jam tersebut. Lakukanlah selama 10 menit. Bagaimana rasanya? Saya bisa memastikan jawabannya sama, membosankan. Itulah Kronos.
Akan lain perkara apabila kita [terutama kaum cowok], melewatkan malam dengan menonton sepak bola. Katakanlah ada partai big match antara Barca vs Madrid. Apakah waktu main selama 90 menit terasa membosankan? Hal yang sama dialami kaum cewek saat melewatkan waktu di depan TV yang dipenuhi berita-berita dan gosip para artis. Apakah membosankan? Jawabannya tentu tidak. Nah, momen-momen seperti itulah yang dinamakan kairos.
Jadi, adalah patut untuk dikasihani apabila kita terjebak dalam kronos. Dan sebaliknya, kita akan menjadi manusia yang berbahagia bila hidup dalam dunia kairos.
Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana caranya supaya bisa hidup se-kairos-kairos-nya?
Pengalaman saya berbicara, milikilah sebuah target dan tujuan apa-apa saja yang harus dikerjakan dan diselesaikan, setiap hari. Kemudian tekunilah target tersebut dan nikmatilah proses-proses dalam mencapainya. Dalam setiap keadaan, berusahalah untuk menjadi insan yang kreatif. Jangan pernah membiarkan diri kita terlena dan mengganggur. Lantas cintailah apa yang bisa kita kerjakan sekarang, dan gumulilah itu. Niscaya kalau kita melakukan hal-hal demikian, maka kairos yang akan kita alami. Setuju?
* * *
Kembali benak saya melayang menelusuri waktu yang sudah saya lalui selama 2 bulan ini. Timbul seberkas pertanyaan, apakah selama ini saya terjebak dengan fenomena kronos ataukah saya terseret dengan indahnya kairos? Bagaimana pula dengan Anda, kawan?
-Hendri Bun
bun.hendri@gmail.com
Comments
Post a Comment